Beberapa waktu lalu, Indonesia dikejutkan dengan kehadiran balon udara pemancar wifi dari Google, yakni Project Loon. Tapi ternyata, anak muda Indonesia sudah berhasil bikin balon serupa yang nggak kalah dengan Project Loon, lho! Lantas, seperti apa ya balon yang dinamakan Helion ini?
Tahun ini, balon udara raksasa Google bernama Project Loon sedang diuji coba untuk menyebarkan Internet di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Nah, sekarang giliran bangsa Indonesia yang berinovasi! Setelah adanya Project Loon, balon wifi asal Bandung bernama Helion sudah mulai diperkenalkan ke masyarakat. Pada perhelatan Indonesia Innovations and Innovators Expo (I3E) 2016 di Grand Metropolitan Bekasi pada 17-20 November 2016 lalu, Helion dipamerkan langsung oleh salah satu penciptanya, Hagorly Mohamad.
Pada dasarnya, Helion merupakan satelit, namun dengan skala yang lebih kecil. Dengan Helion, kita bisa memantau keadaan suatu daerah dari ketinggian, melihat titik kordinat gps, dan mendapat sinyal internet dari balon tersebut. Helion adalah salah satu produk dari Insitek (Integrasi Sinergi Teknologi).
Nama Helion diambil dari salah satu bahan dasar untuk menerbangkan balon ini, yakni gas helium. Cara kerja Helion nggak rumit, kok. Balon yang sudah dipompa nantinya dikaitkan dengan sebuah koper berisi BTS (Base Transceiver Station). Nantinya, alat ini akan memancarkan sinyal telekomunikasi dengan menggunakan kabel fiber optik ke menara pemancar sinyal. Koper tersebut juga dilengkapi kamera yang digunakan untuk memantau keadaan dari ketinggian.
Pengoperasiannya pun mudah. Kita dapat mengontrolnya melalui remote seperti mengendalikan drone. Alat yang sudah diujicoba di Bandung dan Solo ini terbukti bisa memancarkan sinyal hingga 300 meter, dengan kecepatan 100-300 mbps. Wuih, cepat banget kan!
“Balon ini kami buat biar lebih ergonomic, taktis, dan juga praktis dalam mengoperasikannya”, kata Hagorly.
Ide proyek balon ini sudah tercetus dari tahun 2010 lalu. Namun, tim yang terdiri dari Hagorly Mohamad (founder), Nazmi Febrian (electrical), Gumilar Pratama (operation), Rizky Ilhamsyah (mechanical), Ivan Samuels (business development), dan Ahmad Izzuddin (telecom) ini baru bisa mengembangkan Helion 6 tahun kemudian
“Kami mau melihat menggunakan perspektif yang beda. Kami mau menciptakan benda dengan fungsi seperti satelit tapi nggak rumit. Makanya, kami pilih balon,” kata Hagorly.
Realisasi proyek ini menghabiskan dana hingga Rp 300 juta-an! Berkat bantuan modal dari Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) dari Kemenristek Dikti, Insitek berhasil mengembangkan ciptaannya. Yap, melalui program IBT, pemerintah mengajak para inovator untuk menawarkan produknya ke pemerintah untuk kemudian dikembangkan menjadi bisnis.
Untuk kedepannya, ke-6 penggagas Insitek ini berharap bisa terus mengembangkan teknologi di Indonesia, terutama Helion. Mereka berharap bisa menguji balon ini ke berbagai pelosok daerah di Indonesia. Tentunya, dengan kecepatan dan ketinggian yang lebih dari sekarang.
Sumber: https://www.zetizen.com/show/5839/mengenal-helion-balon-pemancar-wifi-dari-indonesia