Kamu yang kerap belanja online dan membeli buku impor mungkin sudah tak asing dengan Amazon. Perusahaan yang didirikan Jeff Bezos ini mulanya berbisnis sebagai toko buku online, hingga kini berkembang pesat menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia.

Pertengahan tahun 2018 di acara Air, Space, & Cyber Conference, Bezos berbagi rahasia bagaimana perusahaannya bisa berkembang pesat. Menurutnya, salah satu kunci untuk mengembangkan produk adalah dengan menerapkan budaya bereksperimen (experimentation culture).

Menurut Bezos, jika ingin menciptakan inovasi, kamu harus melakukan banyak eksperimen tiap hari, minggu, bulan, bahkan per tahun. Dalam surat tahunannya untuk para pemegang saham pada pertengahan April 2019 lalu, Bezos bahkan mengatakan bahwa Amazon siap menghadapi kegagalan bernilai miliaran dolar hanya untuk melakukan eksperimen.

Mengapa experimentation culture penting untuk pengembangan produk digital

Studi dari perusahaan pemasaran dan periklanan AppSumo menunjukkan hanya 1 dari 8 A/B Testing yang memberi dampak signifikan. Dengan menerapkan experimentation culture, kamu memiliki kesempatan lebih besar untuk menemukan cara bagaimana menambahkan positive value pada produkmu.

Bertumpu kepada seseorang yang memiliki kuasa lebih untuk mengambil keputusan—yang biasanya disebut HiPPO (highest paid person’s opinion)—bisa membahayakan perkembangan produk. Sebab, HiPPO biasanya mengabaikan ide dan inovasi yang dicetuskan oleh karyawan level bawah.
Nah, dengan membangun experimentation culture, penentuan keputusan tidak tidak bergantung kepada siapa yang mencetuskan, tetapi kepada bagaimana ide tersebut tervalidasi melalui eksperimen.

Studi yang dilakukan Forbes menunjukkan, para anggota tim akan merasa lebih termotivasi dalam bekerja jika mereka dilibatkan dalam sebuah proyek. Dengan bereksperimen, karyawan akan melihat bagaimana ide mereka diuji dan merasa senang jika inovasi yang diciptakan bisa membuahkan hasil.

Bagaimana cara membangun experimentation culture?

Membangun experimentation culture di dalam organisasi bukanlah perkara mudah. Kamu mesti membiasakan anggota tim untuk terus melakukan uji coba, sekecil apa pun proyek yang sedang dikerjakan. Dengan melakukan praktik ini secara berulang, kesempatan tim kamu untuk menemukan inovasi dalam mengembangkan produk akan lebih besar.

Kegagalan merupakan bagian dari eksperimen. Namun, perlu kamu pahami, mengalami kegagalan justru bisa mendorong tim untuk melakukan eksperimen yang lebih kompleks lagi. Jangan lupa beri semangat kepada tim bahwa melakukan kesalahan adalah hal biasa. Sehingga, mereka akan terus termotivasi untuk bereksperimen.

Ketika ada banyak kegagalan menghampiri, anggota tim kamu bisa jadi merasa putus asa dan ingin berhenti. Untuk membuat mereka semangat dan tetap fokus pada tujuan, kamu bisa melakukan hal-hal berikut:
– Mendorong mereka untuk mengeluarkan gagasan tanpa malu-malu,
– Beri penghargaan atas inovasi yang mereka lakukan,
– Tonjolkan perlunya eksperimen di setiap sesi brainstorming, dan
– Beri tahu pentingnya belajar dari kegagalan.

Mulai dari hal kecil

Alih-alih membuat eksperimen dengan tujuan besar, seperti meningkatkan profit perusahaan, alangkah baiknya jika kamu memulai eksperimen kecil-kecilan, seperti bagaimana meningkatkan tingkat engagement pengguna.

Agar mempermudah, kamu bisa melihat bagaimana Upworthy, media yang berisi konten-konten viral, melakukan eksperimen:

– Menentukan tujuan utama. Upworthy menyadari para pembaca sudah tidak mau menghabiskan waktu lama untuk menelusuri konten-konten artikel miliknya. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk bereksperimen guna meningkatkan tingkat engagement para pembacanya.

– Cari cara untuk mencapai tujuan. Untuk meningkatkan engagement, Upworthy perlu memudahkan pembaca agar bisa berpindah dari satu konten ke konten lainnya.

– Melakukan A/B Testing. Upworthy kemudian bereksperimen dengan mengubah penempatan desain artikel-artikel yang direkomendasikan kepada pembaca dalam beberapa variasi.

Sumber : https://id.techinasia.com/experimentation-culture-pengembangan-produk
Sumber Foto: Shutterstock

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *