Jakarta, CNN Indonesia — 5G atau Fifth Generation (generasi kelima) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G.
Dalam teknologi 5G, data akan dikirimkan melalui gelombang radio. Gelombang radio akan terbagi menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda, seperti dilansir Qualcomm.
Setiap frekuensi disiapkan untuk tipe komunikasi yang berbeda, seperti aeronautical dan sinyal navigasi maritim, siaran televisi, dan mobile data. Penggunaan frekuensi-frekuensi ini diregulasikan oleh International Telecommunication Union (ITU).
ITU telah merestrukturisasi bagian-bagian gelombang radio secara komprehensif untuk mentransmisikan data sambil mengembangkan teknologi komunikasi yang sudah ada termasuk 4G dan 3G.
Kerja jaringan 5G sangat kompleks, berikut cara kerja jaringan 5G.
Dalam waktu dekat, 5G akan benar-benar mengubah cara orang menggunakan dan berkomunikasi dengan teknologi. Ini bahkan akan mengubah cara perangkat saling berkomunikasi satu sama lain.
Kerja jaringan 5G disebut akan berlangsung lebih cepat dan lebih andal daripada sebelumnya. Akibatnya, unduhan akan berlangsung dengan kecepatan kilat, kendaraan otonom akan lebih aman berkat waktu reaksi yang lebih cepat, dan industri akan berubah dengan cara baru untuk menghubungkan mesin dan stok.
Rahasia kecepatan super cepat 5G adalah latensi yang sangat rendah dan konektivitas yang tak tertandingi terletak pada tiga teknologi utamanya: eMBB (enhanced Mobile Broadband), URLLC (Ultra Reliable & Low Latency Communications) dan mMTC (massive Machine-Type Communications).
eMBB (enhanced Mobile Broadband) adalah teknologi yang memungkinkan pengguna mengunduh film berdurasi panjang definisi tinggi 15GB dalam waktu 6 detik. Itu jauh lebih cepat dari 4 menit yang saat ini dibutuhkan untuk mengunduh film yang sama pada koneksi 4G.
Dengan eMBB, sejumlah besar data dapat ditransmisikan pada kecepatan yang jauh lebih tinggi. Jaringan 5G dapat menghadirkan kecepatan transmisi data puncak hingga 20Gbps (2,5GB data ditransmisikan per detik).
URLLC (Ultra Reliable & Low Latency Communications) tujuannya dengan kendaraan otonom adalah selalu membuat pengalaman berkendara seaman mungkin. Berkat URLLC, tabrakan kendaraan otonom akan cenderung lebih jarang terjadi pada era 5G, karena untuk penundaan sinyal hanya satu milidetik (ms), sehingga dengan demikian mobil hanya akan bergerak beberapa sentimeter sebelum berhenti saat bahaya terdeteksi.
Ini adalah lompatan besar dari 4G sebelumnya, di mana jarak yang ditempuh mobil sebelum berhenti begitu bahaya terdeteksi adalah sepanjang satu meter.
URLLC menjanjikan jaringan yang stabil dan latensi serendah mungkin untuk memulai konektivitas. (Semakin rendah latensi – diukur dalam milidetik – semakin baik kinerja jaringan.) Ini akan memungkinkan latensi satu milidetik antara perangkat pengguna dan jaringan, dibandingkan dengan puluhan milidetik saat ini.
Hal Ini juga sangat berguna untuk layanan yang memerlukan korespondensi jaringan real-time, seperti remote control dari robot, dan game interaktif yang berlangsung real-time, seperti dikutip How Stuff Works.
mMTC (massive Machine-Type Communications) menetapkan fondasi untuk masa depan yang dijalankan dengan IoT (Internet of Things) dimana sebagian besar perangkat digital akan terhubung.
5G akan mendukung mMTC, yang memungkinkan mesin (sampai satu juta perangkat dalam area seluas satu kilometer persegi) untuk berkomunikasi satu sama lain dengan keterlibatan manusia yang minim sekali.
mMTC juga akan mendukung berbagai aplikasi industri. Misalnya, modifikasi proses manufaktur berdasarkan permintaan real-time dari konsumen akan dimungkinkan melalui modul koneksi 5G yang dimasukkan ke dalam peralatan pabrik.
Selanjutnya, organisasi persediaan akan ditingkatkan sementara kerusakan produk akan berkurang, berkat kemampuan belajar robot yang ditingkatkan yang terhubung melalui 5G.
sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201109155233-185-567694/mengenal-kerja-jaringan-5g-untuk-ponsel-dan-mobil-otonom